Kerja sekecil apapun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, percayalah, ia akan menghasilkan dampak yang sangat besar.

Selasa, 31 Januari 2012

Perjalanan Bersama Suami Orang

Entah itu kebersamaan yang keberapa kali. Saking seringnya, tak lagi dapat kuhitung.

Aku tidak ingat betul kapan kami mulai saling mengenal, tapi yang jelas dia sudah punya posisi tersendiri di hatiku yang rasanya tak mungkin akan tergantikan oleh orang lain. Siapa dia? Itu mungkin yang ingin kau tanyakan bukan? Dia adalah 'suami orang'. Ya, aku rasa sebutan itu cocok untuknya, karena faktanya dia memang sudah menikah dengan seorang wanita, dan kau perlu tau bahwa wanita itu bukan diriku. Jadi, tidak salah bukan jika kusebut ia sebagai 'suami orang'? Usia kami memang terpaut cukup jauh, dia sudah 42 tahun sedangkan aku, baru 22 tahun.

Hari itu, tepat 9 Dzulhijah, artinya sehari sebelum hari raya terbesar kedua bagi umat Muslim, kami membuat janji untuk bertemu. Kami memang dipisahkan ruang, dia berada di Kota Kembang, aku di Kota Nanas, dan hari itu kami bersepakat untuk mengunjungi Kota Santri.

Diam

Menyepi di keramaian
Biarlah angin saja yang membunyikan suara hati ini