Kerja sekecil apapun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, percayalah, ia akan menghasilkan dampak yang sangat besar.

Jumat, 27 Juli 2012

Episode 1 (Oh Inikah Rasanya Ditolak....??)


Ada sebagian rekan yang mengatakan bahwa masa yang paling menjenuhkan adalah masa di mana sedang menyusun skripsi. Tapi bagiku lain. Bagiku, masa yang menjenuhkan adalah masa di antara sidang dan wisuda.

Aku menjalani sidang pada bulan pertengahan Mei, dan wisudaku dilaksanakan pada pertengahan Agustus di tahun yang sama. Artinya, jarak keduanya adalah dua bulan. Dua bulan tanpa aktivitas yang jelas cukup membuatku jenuh. Betapa tidak, aku yang sehari-hari biasa disibukkan dengan berbagai hal, tiba-tiba menjadi miskin aktifitas. Hal ini begitu membuatku jenuh.


Menyadari bahwa lama-lama berada dalam waktu luang membuat tidak nyaman, aku memutuskan untuk mengajukan lamaran mengajar. Ketepatan sekali, saat itu salah satu teman dekatku memberikan info bahwa sebuah sekolah -sebut saja sekolah itu A- membuka lowongan mengajar yang cocok dengan background pendidikan terakhirku. Maka tanpa kupikir panjang, dengan berbekal Ijazah Semenetara hari itu juga aku langsung mengirimkan lamaran ke sekolah tersebut.

Pucuk dicinta ulampun tiba, seperti itulah kira-kira. Lamaranku disambut baik oleh petugas kepegawaian di sekolah tersebut. Aku dijanjikan mengajar bulan berikutnya, karena saat itu memang sekolah masih libur. Tenang sudah pikranku saat itu. Tinggal menunggu.

Hari berganti hari, masih dalam penantian. Seminggu sudah sejak aku memasukkan lamaranku ke sekolah A. Tapi tak juga ada tanda-tanda seleksi. Setauku, pastilah ada mekanisme penerimaan, entah itu tes tuis atau wawancara. Tapi aku masih tetap setia menunggu. Pekan berikutnya masih juga tak ada kabar. Akhirnya kuputusakn untuk berinisiatif menghubungi calon sekolah tempatku mengajar tersebut. Aku mengirimkan pesan singkat kepada yang menerima lamaranku waktu itu. Kutunggu, tapi tak kunjung membalas. Ah, mungkin sedang sibuk pikirku. Atau mungkin pesannya tidak sampai karena masalah jaringan operator selulerku. Aku menunggu lagi. Mulai jenuh juga, kukirim lagi pesan singkat. Tak ada juga. Ya Allah, ada apa ini?

Esok harinya, aku menerima sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak kukenal. Isinya kurang lebih seperti ini,

Assalamu’alaikum. Bu Imas, saya Mr. X dari Sekolah A. Mohon maaf, untuk mekanisme penerimaan guru baru sekarang ini langsung ditangani oleh pihak HRD pusat, begitupun dengan lamaran Ibu, sudah saya masukan. Tapi mohon maaf, sepertinya Ibu belum berkesempatan bergabung bersama kami.”

Deg! Ya Allah...

Tapi aku mencoba untuk menguasai diri. Tentulah Allah sudah menyiapkan yang lebih baik untukku...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar