Sore
itu saya dan beberapa siswa pengurus ASA (Asosiasi Siswa Al-Ukhuwah, kalau di
sekolah lain setara dengan OSIS) sedang sibuk membuat puding untuk Program Departemen Ekonomi ASA. Program yang dimaksud adalah DASI..What? DASI? Yeah, DASI. But
not tie. DASI yang ini adalah DAGANG SEBULAN SEKALI. Program yang bertujuan
untuk melatih kemandirian siswa dalam mengelola organisasi dalam hal keuangan. Jadilah
DASI ini merupakan salah satu sumber keuangan ASA yang cukup krusial.
Sore itu tidak seperti biasanya,
sayalah yang membimbing mereka untuk membuat puding. Ya, memang tidak biasa,
karena biasanya ada Bu Ifit, salah satu pembimbing asrama yang selalu membantu.
Maklumlah, saya belum begitu terampil membuat puding meskipun sudah
berkali-kali menyaksikan Bu Ifit mengajari mereka. Tapi sore itu, saya fikir
tidak bisa terus menerus bergantung pada Bu Ifit. Berbekal ingatan yang saya
dapat dari proses membuat yang sebelumnya, saya optimis akan bisa membuat
puding dengan lancar. Lagi pula tidak terlalu sukar saya rasa,
bahan-bahannyapun sangat sederhana dan mudah didapat.
Setelah semua bahan yang dibeli
oleh anak-anak pada siangnya siap, saya mulai mengarahkan anak-anak untuk
menata piranti masak. Saya minta salah seorang mengisi panci dengan air sesuai
takaran di resepnya (saya lebihin deng, karena kalau untuk puding, air yang digunakan
sebaiknya dilebihkan dari takaran yang ada di kemasan agar-agarnya). Kemudian,
saya minta yang lainnya untuk melarutkan gula, susu kental dan serbuk
agar-agar. Setelah semuanya larut, saya minta salah seorang anak untuk
menyalakan kompor dan mendidihkan larutan dalam panci sambil terus diaduk. Selagi
itu, saya minta salah seorang lagi untuk mengocok telur. Dalam pikiran saya
kocokan telur dimasukan setelah larutan mendidih (sebenarnya saya agak lupa bab
memasukan telur kocok ini). Ketika telur siap dimasukan ke dalam larutan yang
mendidih, tiba-tiba saya mendengar seorang berteriak,
“Hey....itu apa?”. Oh ternyata bu Ifit.
“Ini telor Bu,” jawab saya.
“Lho kok dimasukinnya sekarang? Atuh nanti mateng telurnya? Udah
sini matiin kompornya.....”, sergahnya sewot dan seterusnya Bu Ifit-lah yang
beraksi.
Saya melamun sejenak. Setelahnya
saya tergelak dan menyadari kebodohan saya. Tiba-tiba saya jadi ingat, betul ya
kalau telurnya dimasukan saat itu, pastilah telurnya mengumpal-gumpal. Saya juga
ingat bukankah kalau membuat mie rebus pakai telur juga telurnya dimasukan
setelah airnya mendidih, maka telurnya akan menggumpal (ini pengalaman ketika
kuliah, sering masak mie pakai telur, rasanya sangat enak apalagi dicampur
dengan irisan cabe rawit. Hmmm...yummy, jadi pengen, he.he). Ok, let’s
continue! Saya jadi malu sendiri, niat hati tak ingin merepotkan, tapi ternyata
memang masih perlu bimbingan
Baiklah, ikatlah ilmu dengan menuliskannya! Nah, supaya tidak lupa lagi, saya akan tuliskan resep
membuat Puding Coklat ala ASA SMPIT Al-Ukhuwah.
Let’s begin with the equipmets and the compocisions. Alat dan
bahan yang digunakan dalam membuat puding ASA ini adalah:
- Seperangkat kompor
- Panci didih
- Sendok sayur atau semacamnya untuk mengaduk
- 800 ml air bersih
- Cup kecil dengan tutup
- 7 gram serbuk agar-agar rasa cokelat
- 75 gram gula pasir
- 1 butir telur
- Sedikit garam, suapaya rasanya lebih tajam dan ada nuansa gurihnya.
- ½ sdt Serbuk cokelat
Setelah semua bahan dan alat siap
(ingat, cek kebersihan alat dan date of expired
bahan), selanjutnya tinggal memasaknya. Let’s
go cooking! First, isikan air ke
dalam panci, and then kocok telur
hingga mengembang. Next, add the serbuk agar-agar, gula, garam
serbuk cokelat ke dalam panci. Adalah sangat penting bahwa saat memasukkan
bahan-bahan tersebut, air dalam panci harus langsung diaduk untuk menghindari
penggumapalan bahan. After that,
masukkan telur hasil kocokan ke dalam larutan sambil terus diaduk. Setelah tercampur
dengan sempurna, nyalakan kompor. Aduk larutan di atas api dengan nyala sedang.
Be remember, jangan berhenti mengaduk
sampai larutan mendidih. Ketika sudah mendidih, hentikan sejenak adukan, dan
akan terlihat larutan akan mengembang sehingga tingginya dalam panci akan
drastis naik (hmmm....saya paling suka bagian ini). Hati-hati, jika panci yang
digunakan kecil, maka bisa jadi larutan akan meluber. So, ketika larutan naik,
segera kecilkan api. Lakukan hal ini sebanyak 3 kali (tidak ada alasan khusus
kenapa harus 3 kali. I just think, kalau
15 kali....... kapan selesainya? Lagi pula 3 kan angka ganjil...he.he, Allah
suka angka ganjil). Selanjutnya, angkat panci, dan tunggu sampai larutan agak
dingin. Selama proses mendinginkan, larutan tetap harus diaduk untuk
menghindari pembekuan.
Okay, after that, next step is packing. Go packing...go
packing...go....!
Selagi mendinginkan, tata cup dalam baki. Setelah larutan agak
dingin, tuangkan larutan ke dalam cup, ingat jangan terlalu luber, apalagi
kalau puding ini dibuat untuk tujuan komersial, selain kurang indah, juga biar
hasilnya banyak gitu. Setelah semuanya beres, tunggu sampai membeku, and finally untuk mempercantik tampilan,
bisa tambahkan potongan strawberry di atas puding. Untuk hasil lebih maksimal,
simpan puding dalam lemari es, tapi jangan di freezer ya!
Oia, sekilas info: Takaran di
atas mampu menghasilkan sampai 30 cup. Jika dijual seharga Rp1.000,00/cup,
maka keuntungan yang didapat bisa mencapai Rp20.000,00. Tapi tergantung harga
di daerah masing-masing juga, sih.
Okay, selamat menikmati. Do believe
me, it’s very-very simple, beautiful and so delicious.. Have a nice trying!!!
^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar