Kerja sekecil apapun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, percayalah, ia akan menghasilkan dampak yang sangat besar.

Selasa, 07 Februari 2012

POLA ASUH ORANG TUA DAN DAMPAKNYA BAGI ANAK



Di sekolah tempat saya mengajar setiap guru diberi bimbingan khusus mengenai kurikulum pembelajaran dan bimbingan masalah kesiswaan. Kedua bimbingan ini dilaksanakan secara rutin setiap 2 pekan sekali. Pembimbing program ini adalah wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk bimbingan kurikulum pembelajaran dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk bimbingan kesiswaan. Dengan adanya program ini, setiap guru diharapkan dapat semakin cerdas dalam mendidik para siswa, baik pedidikan akademik maupun pendidikan akhlak.

Sebagai salah satu guru yang turut dibimbing, saya merasa program ini sangat membantu dalam mengelola murid-murid saya selama belajar. Terlebih dalam bimbingan kesiswaan, karena selain mengajar saya juga di amanahi sebagai wali kelas, sehingga dituntut untuk memahami lebih dalam kondisi dan karakter para siswa kelas saya. Melalui bimbingan ini, saya bersama-sama dengan pembimbing dapat menyelesaikan dengan mudah berbagai masalah yang timbul di dunia kesiswaan. Saya berharap semoga program ini dapat ditiru oleh sekolah-sekolah lainnya.

Di antara sekian kali bimbingan saya dengan wakasek kesiswaan, ada satu bimbingan yang saya pikir hasilnya baik juga untuk diketahui oleh orang lain, khususnya para guru dan orang tua, yaitu mengenai pola asuh.

Pola asuh dalam mendidik anak adalah hal yang mutlak diperhatikan oleh orang tua para dan guru. Ia ibarat kondisi silet yang digunakan untuk mencukur janggut. Jika silet yang digunakan tajam, maka janggut yang dicukur akan mudah dirontokkan, akan tetapi, jika silet yang digunakannya tumpul apalagi bagian tepinya sudah bergerigi atau berkarat, maka janggut yang dicukurpun akan sulit rontok dan akan meninggalakn rasa sakit pada kulit di sekitar janggut (para bapak tentu lebih faham mengenai urusan ketajaman silet dan janggut ini). Begitupun dengan pola asuh, ia adalah alat yang digunakan dalam mencetak peserta didik, jika pola yang digunakan kasar maka hasilnyapun akan kasar. Intinya, pola yang digunakan dalam mendidik berbanding lurus dengan hasil didikan. Agar lebih jelas dan memahami lebih dalam, silakan Anda dapat membuat perumpamaan sendiri yang bisa lebih Anda pahami. Saya yakin Andapun memposisikan pola asuh ini sebagai hal yang penting, bukan?

Berikut ini adalah berbagai macam pola asuh orang tua dan dampaknya bagi anak:


No
Pola asuh
Ciri
Dampak
1
Pasif
Permisiveness (pembolehan)
Orang tua memberikan kebebasan untuk berfikir/berusaha,cenderung membrikan kebtuhan pada anak, toleran dan memahami kelemahan anak, menganggap anak kuat, sangat terbuka kepada anak (selalu menerima ide anak).
Anak pandai mencari jalan keluar, dapat bekrjasma, Percaya diri, penuntut dan tidak sabaran
Submission (penyerahan)
Senantiasa memberikan sesuatu yang diminta anak, membiarkn anak berprilaku semaunya di rumah.
Anak jadi tidak patuh, tidak bertanggung jawab, agresif&teledor, otoriter, terlalu percaya diri.
Rejection (penolakan)
Orang tua bersikap masa bodoh, bersikap kaku, kurang memperhatikan kesejahteraan anak, menampilkan sikap permsuhan atau dominasi tehadap anak
Agresif (mudah marah, gelisah, tidak patuh, keras kepala, suka bertengkar & nakal), submisive (kurang dapat mengerjakan tugas, pemalu, suka mengasingkn dri, mudah tersinggung & penakut), sulit bergaul, pendiam sadis.
2
Otoriter
Overprotection (trlalu mlindungi)
Kontak yang berlebihan dengan anak (over prhatian), perawatan/pembrian bantuan yang terus menerus meskipun anak sudah mampu merawat drinya sendiri, mengawasi kegiatan anak secara berlebihan, selalu memecahkan masalah anak/anak tidak diberi kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, tidak mempercayai kemampuan anak, selalu mengkhawatirkan kondisi anak
Memunculkan perasaan yang tidak aman, mudah merasa gugup, melarikan diri dari kenyataan, sangat ketergantungan, ingin menjadi pusat perhatian (selalu caper), kurang mampu mengendalikan emosi, agresif&dengki, lemah dalam "ego strength" (beradaptasi dengan masalah), aspiratif&toleransi terhadap frustasi (cepat frustasi), egois/selfish (ego sentries), kurang percaya diri, mudah terpengaruh. Peka terhadap kritik, bersikap "yes men", trouble maker (pmbuat onar), suka bertengkar, sulit dalam bergaul, mengalami homesick (betah di rumah)
Domination (dominasi)


Mendominasi anak dalam segala hal.
Bersikap sopan dan over hati-hati, pemalu, penurut, inferior dan mudah bingung, tidak dapat bkerjasama.
Over dicipline (terlalu disiplin)
Mudah membrikan hukuman, menanamkan kedisplinan secara keras.
Implusif (reaktif, gampang terpancing/emosional), tidak dapat mengambil keptusan, nakal, sikap bermusuhan/agresif.
3
Demokratis
Acceptance (penerimaan)
Mmbrikan cinta kasih yang tulus pada anak, anak ditempatkan dalam posisi yang penting, mengembangkan hubungan yang hangat dengan anak, brsikap respek kepada anak, medorong anak untuk menyatkan pendpat atau perasaannya, terjalinnya dialog dengan baik.
Mau bekerjasama (koopertif), bershabat (friendly), loyal, emosi stabil, ceria bersikap optimis, mau menerima tanggungjawab, jujur, dapat dipercaya, mempunyai rencana yang tepat dan visioner, bersikap realistik (memahami kekuatan dan kelemahan diri secara objektif).
Otoratif
Membrikan kebebasan pada anak untuk brkreasi dan mengeksplorasi brbgai hal sesuai dengan kemampuan (pengembngan kognitif positif), membrikan batasan dengan cara yang baik dari ortu (sebagai pembinaan nilai karakter/kepribadian anak)
Anak hidup dengan ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orang tua/pendidik, bisa menghargai&mnghormati, tidak mudah stres&depresi, ebrprestasi baik, disukai lingkungan.
4
Politik Pola Asuh
Pnggabungan semua jenis pola asuh
Menggabungkan semua jenis pola asuh disesuaikan dengan situasi&kondisi prilaku anak (usahakan untuk elbih banyak menggunakan pola asuh yang dmokratis).
Menjadi anak yang lebih ideal (brkarakter positif).


Dengan mengetahui berbagai pola asuh di atas, para orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang sesuai dengan hasil yang diharapkan pada anak. Bagi para guru, salah satu manfaat mengetahui pola asuh tersebut adalah seandainya ada siswa dengan karakteristik tertentu, maka guru bisa berasumsi mengenai pola asuh yang dilakukan orang tua pada anak, karena karakter yang muncul pada anak adalah indikator dari penerapan pola asuh oang tua. Sehingga treatment yang dilakukan guru pada siswapun diharapkan sesuai dengan kondisi siswa. Tentu hal ini sifatnya tidak mutlak, mengingat kondisi lingkungan anak, misalnya komunitas bermainpun ikut menyumbang dalam mencetak karakternya, akan tetapi asumsi ini juga dikaitkan dengan bahwa sebagian besar waktu anak dihabiskan di keluarga.

Semoga bermanfaat..^^
Wallahu’alam bisshawwab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar