Kerja sekecil apapun jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, percayalah, ia akan menghasilkan dampak yang sangat besar.

Rabu, 01 Februari 2012

Mari Menjadi Pendidik yang Dermawan


Tulisan kali ini saya awali dengan sebuah kisah nyata salah satu pengusaha ternama negeri ini, Renald Kasali. Kisah ini diambil dari penggalan perjalan hidupnya ketika tengah menyelesaikan program S-3nya di Negeri Pamansam, Amerika. Ketika menempuh jengjang S-3, ia memboyong anggota keluarganya turut ke Amerika bersamanya, termasuk anaknya yang masih berusia sekolah dasar. Alhasil, sementara waktu, pendidikan dasar anaknyapun dijalani di Amerika.

Ketika pertama kali masuk sekolah, anaknya mendapat tugas membuat sebuah karangan, tentu saja dalam bahasa setempat. Anaknyapun mengerjakan tugas tersebut semampunya. Renald mencoba memeriksa hasil karangan anaknya, dan ia mendapatai sebuah karangan yang tidak jelas maksudnya, baik dari segi struktur bahasa, makna, dan sebagainya. Iapun mencoba mengarahkan anaknya agar membuat karangan yang lebih baik, akan tetapi hasilnya hampir tetap sama. Maka hal itu dibiarkannya, anaknya menyerahkan karangan tersebut seadanya.


Setelah dikumpulkan, maka keluarlah nilai untuk karangan setiap siswa. Tanpa diduga, ternyata hasil karangan anaknya mendapatkam nilai ‘E’ (Excellent), Renaldpun merasa heran dan menanyakan hal itu kepada guru anaknya. Ia menanyakan bagaimana bisa karangan anaknya yang memang bisa disebut sangat jauh dari sempurna mendapatkan nilai yang bagus. Sebelum menjawab pertanyaan Renald, sang guru terlebih dahulu meyakinkan apakan Reinal berasal dari Indonesia atau bukan, Renaldpun mengiyakan. Sang guru kemudian menjelaskan bahwa hal ini bukan baru pertama kali terjadi, ada pula beberapa orang tua dari Indonesia yang menyakan hal ini. Jawaban dari sang guru adalah bahwa ini adalah sebuah bentuk penghargaan yang harus diberikan kepada setiap peserta didik. Setiap guru harus mampu membesarkan hati para peserta didiknya meskipun hasil belajarnya masih belum sempurna. Hal ini dimaksudkan untuk melejitkan potensi dan gairah belajar peserta didik.

Kisah di atas, seyogyanya menjadi inspirasi bagi para pendidik. Betapa yang disebut apresiasi baik itu berupa pujian ataupun penghargaan lainnya sangat penting diberikan kepada peserta didik meskipun hasil yang dicapainya belum seideal yang diharapkan. Hal ini terbukti dapat melejitkan gairah belajar siswa yang tentunya akan berujung pada pemahaman siswa akan pelajaran yang ia pelajari dan pengaplikasian dalam hidupnya.

Hal yang saya perhatikan selama ini, di Indonesia khususnya, penilaian hasil belajar masih cenderung terpaku pada aspek kognitif. Meskipun telah ada aspek lain yang dinilai, yaitu apektif dan psikomotor, namun tetap, evaluasi yang bersifat kognitif masih mendominasi. Oleh kaena itu, mari kita mulakan dari saat ini, khususnya untuk para pendidik untuk mampu mencari celah dalam melejitkan potensi siswa melalui jalur atau cara yang lebih disukai para siswa. Mari menjadi pendidik yang dermawan dalam memberikan aprrsiasi kepada siswa.

Wallahu’alam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar